Heads of State (2025)

Nonton Streaming Heads of State (2025) Full Movie

Berikut sinopsis lengkap Heads of State (2025)—film aksi-komedi eksklusif Prime Video, dibintangi oleh John Cena dan Idris Elba, penuh intrik global, bunuh diri diplomatik, dan chemistry tinggi antar tokoh.


Informasi Umum

  • Sutradara: Ilya Naishuller (dibalik Hardcore Henry, Nobody) 

  • Skenario & Cerita: Josh Appelbaum, André Nemec, Harrison Query; cerita asli oleh Query

  • Pemain Utama:

    • John Cena sebagai Presiden AS Will Derringer, mantan bintang laga Hollywood

    • Idris Elba sebagai PM Inggris Sam Clarke, veteran pasukan khusus SAS

    • Priyanka Chopra Jonas sebagai agen MI6 Noel Bissett

    • Juga hadir Paddy Considine, Jack Quaid, Stephen Root, Carla Gugino, Sarah Niles

  • Durasi: ±113 menit (1 jam 53 menit)

  • Platform Rilis: Amazon Prime Video, 2 Juli 2025


Latar Cerita & Premis

  1. Operasi MI6–CIA Gagal di La Tomatina
    Misi MI6 dan CIA menangkap Viktor Gradov saat festival Tomatina di Spanyol gagal total. Noor Bisset merupakan satu-satunya yang berhasil kabur — menumbuhkan ketegangan antar institusi intelijen dan memicu konflik global awal.

  2. Ketegangan Politik & Rivalitas Pemimpin
    Presiden Derringer, seorang aktor laga terpilih berbasis imajinasi publik, dan PM Clarke, yang eksklusif dan kaku, saling ejek di publik hingga menimbulkan ketegangan diplomatik antar negara. Didorong oleh insiden tersebut, mereka memutuskan untuk bersama-sama menghadiri KTT NATO di Italia, menggunakan Air Force One sebagai simbol persatuan.

  3. Pesawat Diserang di Udara & Kedua Pemimpin Terjebak
    Tak lama setelah take-off, Air Force One ditembak jatuh oleh pasukan Gradov. Derringer dan Clarke selamat, tetapi tak seorang pun percaya mereka hidup. Mereka tertinggal di Belarus dan harus bertahan di tengah kejaran pembunuh bayaran sambil bergantung satu sama lainnya.

  4. Penyiksaan & Kerja Sama Tak Terduga
    Disertai Noel Bissett—yang ternyata mantan kekasih Clarke—mereka menelusuri Eropa untuk mengungkap konspirasi intelijen global. Sementara itu, CIA agent Marty Comer (Jack Quaid) melacak kasus kebocoran ECHELON dan data intel jenazah MI6 dikompromikan secara luas. Kecurigaan terhadap pengkhianat di lingkar dalam semakin memuncak.

  5. Dalang di Balik Konspirasi: Viktor Gradov
    Viktor Gradov (Paddy Considine), pedagang senjata Rusia, memobilisasi krisis demi balas dendam terhadap NATO yang menewaskan ilmuwan anaknya. Ia membocorkan rahasia ECHELON dan menanam agen pengkhianat di Washington — termasuk Wakil Presiden Elizabeth Kirk (Carla Gugino) — yang berpihak padanya hingga akhirnya dikhianati dan dibunuh Gradov saat menjadi liability.

  6. Aksi Klimaks & Penyelesaian
    Setelah serangkaian pengejaran, pertarungan tangan kosong, dan pengungkapan data intel, Derringer dan Clarke berhasil menghentikan Gradov dan menghancurkan helikopternya sehingga mencegah pelarikan. NATO mulai kembali pulih sebagai aliansi bersama para pemimpin yang kini lebih dekat.

  7. Setelah Krisis: Alian­si Baru & Intrik Terus Berlanjut
    Dua bulan setelah kejadian, NATO dan para negara anggota bekerja membenahi hubungan. Post-credit scene mengungkap bahwa agent Marty Comer selamat dari serangan karena pelat logam di kepalanya—membuka peluang sekuel dalam franchise politisi aksi ini.


Genre & Nuansa Film

  • Aksi / Thriller Politik: Plot berpusat pada konspirasi intel internasional, dengan aksi intens di pesawat, klub malam, dan jalanan kota Eropa

  • Buddy-Comedy dalam Balutan Diplomasi: Chemistry Elba–Cena menjadi pusat humor dan konflik komedi—sebuah dinamika gaya Rush Hour bertemu geopolitik modern 

  • Drama Serius & Sindiran Sosial: Kritik halus pada politik celebrity (Derringer sebagai presiden tanpa pengalaman) dan lembaga global yang mudah dimanipulasi (dokumen NATO bocor dan pengkhianat internal)


Kelebihan & Kekurangan Film

Kelebihan:

  • Aksi khas sutradara Naishuller: laga praktikal, stunt nyata, efek visual kuat (termasuk adegan di Air Force One).

  • Chemistry utama pemain: Elba anggun dan serius, Cena karismatik dan jenaka; mendominasi layar meski plot terasa klise.

  • Humor yang tepat antara satire politik dan slapstick; terasa sebagai pure escapism untuk musim panas.

Kekurangan:

  • Alur mudah ditebak, konflik politik ditulis cukup tipis, dan emosi film terkadang dangkal bagi sebagian penonton

Komentar